Rabu, 27 April 2011 , 11:22:00
MADRID - Pertarungan Real Madrid dengan Barcelona pada first leg semifinal Liga Champions dini hari nanti layak disebut pertarungan terbaik di dunia saat ini. Laga itu merupakan bentrok antar pemain terbaik dunia dan pelatih terbaik dunia.
Ya, laga yang lazim disebut el clasico itu akan mempertemukan Lionel Messi, sang pemegang gelar pemain terbaik dunia dua tahun beruntun, dengan pemain termahal dunia Cristiano Ronaldo. Mereka adalah predator ganas di depan gawang.
Di setiap laga el clasico, Messi dan Ronaldo menjadi lakon utama. Di dua laga terakhir, merekalah pencetak gol bagi tim masing-masing. Bahkan, Ronaldo menjadi penentu kemenangan Real dengan sundulannya pada perpanjangan waktu di final Copa del Rey.
Mereka terus beradu ketajaman di semua ajang yang diikuti. Messi sementara ini lebih unggul. Di Liga Champions, Messi mencetak sembilan gol, sedangkan Ronaldo mengoleksi enam gol. Begitu pula di Liga Primera, Messi mencetak 31 gol dan Ronaldo mencatatkan 29 gol.
Hanya di Copa del Rey, mereka sama-sama mengemas tujuh gol dan berbagi gelar sebagai pemain paling subur. Pada pengujung musim ini, mereka berdua masih bersaing menjadi pemain paling subur di Eropa untuk meraih golden shoe.
"Tidak ada yang mampu menyentuh Messi sekarang. Orang-orang membandingkannya dengan sang legendaris Diego Maradona. Saya piker, itu adalah perbandingan yang adil," bilang Tim Hanlan, kolumnis A Catalan Dream.
Namun, dia juga menyebutkan bahwa level Ronaldo tidak kalah kalau dibandingkan dengan Messi. "Kekuatan dan kecepatan Ronaldo membuat dirinya menjadi pemain yang sama efektifnya dengan Messi. Mereka merupakan pemain paling berbahaya di depan gawang," lanjut Hanlan.
Analisis serupa disampaikan oleh Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United. Hanya, dia lebih menitikberatkan faktor ketergantungan tim terhadap dua pemain itu. Real lebih bergantung kepada Ronaldo daripada Barca kepada Messi.
"Ronaldo atau Messi? Mereka merupakan dua pemain luar biasa. Saya memahami betul kualitas Ronaldo. Dia luar biasa. Dua kakinya fantastis, cepat, dan tangguh di udara. Messi punya kualitas yang berbeda. Mereka sebanding," kata Fergie, sapaan Ferguson, seperti dikutip Bleacher Report.
Selain menampilkan pertarungan dua pemain tersebut, laga itu mempertontonkan adu strategi dua pelatih jenius, Jose Mourinho dan Josep Guardiola. Mourinho adalah pelatih terbaik FIFA Ballon d"Or tahun lalu serta Guardiola merupakan pelatih terbaik versi UEFA Team of the Year 2009 serta World Soccer Magazine 2009.
Musim ini, sudah tiga kali el clasico dihelat. Hasilnya imbang. Barca menang sekali, seri sekali, dan Real menang sekali. Barca menang 5-0 di el clasico pertama pada 29 November tahun lalu, seri 1-1 pada bentrok kedua (16/4), dan Real menang 1-0 di final Copa del Rey (20/4).
Guardiola merupakan pelatih dengan filosofi bermain yang indah dan luar biasa agresif, sedangkan Mourinho adalah pelatih yang mengedepankan hasil. "Saya suka akan gelar. Kemenangan selalu terasa menyenangkan," ungkap Mourinho seperti dikutip Soccernet.
Barca kalah pada bentrok terakhir kedua tim. Tapi, Guardiola dengan penuh percaya diri menyatakan tidak akan mengubah gaya bermain mereka. "Filosofinya tetap sama. Kami hanya ingin bermain lebih efektif dan terus menyerang," tegas Guardiola.(ham/c11/iro)
Ya, laga yang lazim disebut el clasico itu akan mempertemukan Lionel Messi, sang pemegang gelar pemain terbaik dunia dua tahun beruntun, dengan pemain termahal dunia Cristiano Ronaldo. Mereka adalah predator ganas di depan gawang.
Di setiap laga el clasico, Messi dan Ronaldo menjadi lakon utama. Di dua laga terakhir, merekalah pencetak gol bagi tim masing-masing. Bahkan, Ronaldo menjadi penentu kemenangan Real dengan sundulannya pada perpanjangan waktu di final Copa del Rey.
Mereka terus beradu ketajaman di semua ajang yang diikuti. Messi sementara ini lebih unggul. Di Liga Champions, Messi mencetak sembilan gol, sedangkan Ronaldo mengoleksi enam gol. Begitu pula di Liga Primera, Messi mencetak 31 gol dan Ronaldo mencatatkan 29 gol.
Hanya di Copa del Rey, mereka sama-sama mengemas tujuh gol dan berbagi gelar sebagai pemain paling subur. Pada pengujung musim ini, mereka berdua masih bersaing menjadi pemain paling subur di Eropa untuk meraih golden shoe.
"Tidak ada yang mampu menyentuh Messi sekarang. Orang-orang membandingkannya dengan sang legendaris Diego Maradona. Saya piker, itu adalah perbandingan yang adil," bilang Tim Hanlan, kolumnis A Catalan Dream.
Namun, dia juga menyebutkan bahwa level Ronaldo tidak kalah kalau dibandingkan dengan Messi. "Kekuatan dan kecepatan Ronaldo membuat dirinya menjadi pemain yang sama efektifnya dengan Messi. Mereka merupakan pemain paling berbahaya di depan gawang," lanjut Hanlan.
Analisis serupa disampaikan oleh Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United. Hanya, dia lebih menitikberatkan faktor ketergantungan tim terhadap dua pemain itu. Real lebih bergantung kepada Ronaldo daripada Barca kepada Messi.
"Ronaldo atau Messi? Mereka merupakan dua pemain luar biasa. Saya memahami betul kualitas Ronaldo. Dia luar biasa. Dua kakinya fantastis, cepat, dan tangguh di udara. Messi punya kualitas yang berbeda. Mereka sebanding," kata Fergie, sapaan Ferguson, seperti dikutip Bleacher Report.
Selain menampilkan pertarungan dua pemain tersebut, laga itu mempertontonkan adu strategi dua pelatih jenius, Jose Mourinho dan Josep Guardiola. Mourinho adalah pelatih terbaik FIFA Ballon d"Or tahun lalu serta Guardiola merupakan pelatih terbaik versi UEFA Team of the Year 2009 serta World Soccer Magazine 2009.
Musim ini, sudah tiga kali el clasico dihelat. Hasilnya imbang. Barca menang sekali, seri sekali, dan Real menang sekali. Barca menang 5-0 di el clasico pertama pada 29 November tahun lalu, seri 1-1 pada bentrok kedua (16/4), dan Real menang 1-0 di final Copa del Rey (20/4).
Guardiola merupakan pelatih dengan filosofi bermain yang indah dan luar biasa agresif, sedangkan Mourinho adalah pelatih yang mengedepankan hasil. "Saya suka akan gelar. Kemenangan selalu terasa menyenangkan," ungkap Mourinho seperti dikutip Soccernet.
Barca kalah pada bentrok terakhir kedua tim. Tapi, Guardiola dengan penuh percaya diri menyatakan tidak akan mengubah gaya bermain mereka. "Filosofinya tetap sama. Kami hanya ingin bermain lebih efektif dan terus menyerang," tegas Guardiola.(ham/c11/iro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar